Rabu, 28 Desember 2011

Saba Hongkong Jilid 2 (Masjid)

Ada yang sangat berbeda jauh antara Hong Kong dengan kondisi di Indonesia, di berbagai sudut kota sampai desa terpencilpun kita pasti akan menemui rumah ibadah bagi semua umat muslim, yaitu Masjid, baik itu berupa masjid jami maupun yang hanya berupa mushola kecil. Maklum umat muslim di bekas negara jajahan Inggris ini merupakan kaum minoritas yang kebanyakan berasal dari imigran dari Pakistan atau dunia arab, Indonesia, dan Philippine.

Sebagai umat muslim tentu keberadaan masjid sangat penting dan vital sekali, karena masjid selain  sebagai tempat ibadah seperti shalat 5 waktu dan shalat jum'at, tetapi merupakan tempat yang dimuliakan Allah SWT untuk sarana tempat saling silaturahim antar umat, serta tempat pemberdayaan umat, dalam pengembangan syiar islam, pendidikan agama, saling tukar informasi dan lain sebagainya.



Ketika si Akang ini selama 1 bulan kesana-kemari untuk mengisi materi pelatihan kewirausahaan mandiri dalam hal video shooting. Tentu shalat ngga mungkin ditinggalkan, mau di taman, di tempat acara pelatihan, kantor Dompet Dhuafa Hong Kong (DD HK), maupun dipenginapan sementara kantor dan tentu di masjid-masjid yang ada di wilayah Hong Kong. Walau ternyata yang namanya masjid di negerinya Jackie Chan ini sangatlah jarang. Selain Jarang yang namanya masjid jami bisa di hitung dengan jari.

Masjid pertama yang saya kunjungi tentunya yang paling dekat, yaitu masjid kecil berupa mushola Al Falah di KJRI Hong Kong (Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong), untuk melakukan shalat Jum'at di sana. Walau bukan bisa dikatakan masjid tapi, tempat itu menjadi tempat yang sering dipakai sebagai layaknya masjid jami, yang mayoritas kegiatannya diisi oleh karyawan KJRI ataupun warga Indonesia di HK, seperti shalat jum'at, pengajian, dll. Tentu ada yang paling berkesan di mushola tersebut, yaitu hasil karya saya terpampang di situ berupa logo mushola Al-Falah yang merupakan kerjasama DD HK dengan KJRI HK


Makan Siang bersama Dude Herlino & Kang Abik
Masjid Ammar Wanchai
Masjid kedua yang dikunjungi adalah masjid Ammar Wanchai atau Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Masjid dan Islamic Centre ini menjadi langganan para BMI Hong Kong mengadakan berbagai acara pengajian, rapat, dll. Diantaranya dari organisasi Halaqoh, yang hampir setiap hari selama seminggu di isi berbagai acara yang di adakan oleh sesama BMI. Kunjungan kedua kala itu bukan dalam rangka shalat jum'at, tapi bersama Ustadz Abdul Ghofur diajak menghadiri jamuan makan siang bersama Kang Abik (Habiburahman El-Shirazy) salah seorang penulis novel terlaris "Ayat-ayat Cinta" dan "Ketika Cinta Bertasbih" serta beberapa orang yang sudah tidak asing lagi di kalangan BMI HK, seperti Dude Herlino (Aktor), Ustadz Abdul Muhaimin Karim (Dewan Syariah di Masjid Ammar Wanchai), serta ada Mbak Susie Utomo (BMI HK juga penulis buku) dan 2 orang lagi lupa namanya. Baru saat itu kang kabayan ini merasakan yang namanya Dimsum (berupa makanan kecil yang disajikan bersama teh) seperti jamuan teh atau disebut YamCha, salah satu makanan khas di masjid Ammar Wanchai ini, yang tentu halal. Menyerupai siomay yang ada di Indonesia.


Masjid ketiga yang dikunjungi yaitu masjid Jami'a yang ada di Central, tentu tujuannya  untuk melakukan shalat jum'at, sekalian sengaja untuk tahu lebih dekat, salah satu masjid tertua di Hong Kong. Dibangun tahun 1890, direhab tahun 1905. Di sini suasananya sangat berbeda sekali seperti di KJRI maupun di Masjid Ammar, letaknya berada di pusat kota, tetapi karena daerahnya perbukitan, maka harus dengan tenaga ekstra untuk sampai ke lokasi, karena harus menempuh anak tangga dan eskalator yang menuju bukit kalo siang hari, kalau pagi hari eskalator tersebut menuju ke bawah. dan waktu tempuh dari bawah ke atas sekitar 30 menit. Mayoritas yang shalat jum'at saat itu adalah para imigran dari pakistan. Saat itu masjid sedang ada proses renovasi, jadi bangunan masjid ditutupi terpal, makanya sayang ngga bisa mengabadikan bentuk masjid tertua di HK ini secara keseluruhan.

Selesai shalat jum'at kami berdua sama ustadz Ghofur di sapa oleh salah satu jamaah dan beberapa orang di sana. Ternyata mereka mengenali kita sebagai orang Indonesia, dan mencoba komunikasi dengan bahasa melayu. Mereka ternyata merupakan jamaah Tabligh yang berasal dari Thailand yang bahasa keduanya adalah bahasa melayu, mereka datang ke HK berlima dengan tujuan keliling dunia untuk mengadakan pengajian dengan para jamaah tabligh di seluruh dunia, yang saat itu baru singgah di masjid Jamia ini dan akan menetap sementara selama 1 minggu.


Masjid Kowloon
Masjid keempat yang dikunjungi adalah masjid Kowloon dan Islamic Center atau yang lebih terkenal sebagai masjid Tsim Sha Tsui, karena berada Nathan Road, daerah Tsim Sha Tsui. Masjid ini dibuka tahun 1984, menggantikan masjid lama yang dibangun tahun 1896. Masjid Tsim Sha Tsui merupakan salah satu masjid langganan para BMI Hong Kong, untuk mengadakan berbagai acara keagamaan,seperti tabligh akbar, yang diadakan oleh berbagai organisasi BMI Hong Kong, untuk membumikan syiar Islam dinegeri beton itu.






Suasana Hong Kong di Perahu layar Merah (Simbol HK)
Walk of Fame di HK
Sebenarnya ngga sengaja ke situ, karena saat itu baru jalan-jalan menaiki kapal ferry menuju kawasan Kowloon, untuk melihat keindahan suasana kota Hong Kong di malam hari, yang bertaburan lampu dari gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan di Avenue Star, yang terkenal sebagai tempat museum perfilman Hong Kong, berupa tempat seperti Hollywood Walk of Fame, yang ada simbolis kaki-kakinya para selebritis Hong Kong, seperti Bruce Lee, Jet Lee, Jackie Chan, John Woo, Chow Yun Fat, Andy Lau, dll. Biasanya tepat jam 20.00 malam selalu ada hiburan multimedia khas kota Hong Kong yang dapat dilihat dari laut dan berbagai sudut kota Hong Kong, yaitu Symphony Lamp. Berupa atraksi permainan lampu laser, yang ditembakan dari beberapa gedung, dengan bersamaan dengan musik symphony yang disesuaikan dengan pergerakan sinar laser tersebut.






Masjid Chai Wan
Masjid kelima merupakan masjid terakhir yang dikunjungi selama di Hong Kong, yaitu Masjid Chai Wan. Bersama Ustad Ghofur dan Ustad Dedi Sufrihadi dari Bandung, kami berangkat dari kantor DD menggunakan MTR, karena takut kesiangan, karena lokasi masjid sangat jauh, dan berada di sudut kota. Masjid ini keberadaannya sangat jauh dari pemukiman warga, karena berada di atas bukit kota Chai Wan. Di sini sama komunitasnya kebanyakan dari imigran Pakistan. Dan bahasa utama saat ngisi tausiyah oleh salah satu imam masjid di sana tentu memakai bahasanya Shahrukh Khan. Mengunjungi masjid ini sangatlah melelahkan, karena harus menaiki anak tangga yang berkisar ratusan anak tangga, karena posisinya tepat di atas bukit. Dengan tujuannya ibadah, tentu perjalanan menaiki anak tangga yang lumayan membuat pegel-pegel kaki tersebut tidak dirasa. Setelah selesai shalat, kami bertemu Bpk Rachmat Widiyanto, salah satu Vice President Bank Mandiri Hong Kong. Setelah keluar dari masjid, semua jamaah mendapat jamuan minuman hangat berupa teh khas dari Thailand, karena yang menyajikannya keturunan orang thailand.


Ada 1 (satu) masjid besar lagi yang belum sempat saya kunjungi selama di Hong Kong, yaitu

Masjid Stanley, yang merupakan mesjid megah terbaru yang ada di Hong Kong, yang didirikan oleh komunitas muslim di Hong Kong. Masjid yang berada di area penjara "Stanley Prison" ini ngga bisa sembarangan masuk, kecuali yang berkepentingan.





1 komentar:

  1. Asswrwb kumaha damang kang? Sono euy kita bareng-2 lagi sholat dan jalan bareng di HK dan ke Cina daratan :-)

    BalasHapus