Saba Hong Kong

Suasana di perempatan Jl. Jardine Bazaar, Causeway bay,

Hong Kong

Sign System di beberapa MTR Exit di Hong Kong

Awal Bulan April 2011, merupakan titik awal pertamakalinya berkunjung ke Hong Kong, waktu kunjungan di batasi maksimal 1 bulan, walau izin kunjungan hanya diberikan cuma 1 minggu oleh pihak Imigrasi, karena statusnya bukan sebagai tenaga kerja luar negeri.

Walau hanya berbekal keberanian dan pengalaman yang terbilang sedikit menjadi seorang Freelancer Desain Grafis di Dompet Dhuafa Hong Kong tersebut, saya  diminta memberikan training kewirausahaan dibidang Video Shooting oleh Ust. Abdul Ghofur. Memang masih nyambung sihh...karena pekerjaan saya saat ini memang sebagai wiraswasta di bidang Desain Grafis, Fotografi dan Video Shooting. Walaupun usaha kecil2an tapi alhamdulillah memiliki omzet yang lumayan, kalo di ukur sebagai usaha di kampung.

Takut nyasar di MTR

Kesempatan memberikan materi pelatihan cuma 4 kali pertemuan, dengan basic para peserta yang terbilang awam, karena para pesertanya semuanya merupakan para BMI (Buruh Migrant Indonesia) atau TKW, maka saya coba menyajikan materi-materi yang untuk profesional, tapi diterapkan dengan teknik presentasi yang sederhana dan fokus ke materi yang penting-pentingnya saja dan mudah-mudahan bisa dimengerti.

Mengajar dan memberikan pelatihan maupun presentasi dimuka umum merupakan dunia baru saya, karena biasanya ada di belakang layar melulu, alias menjadi tim supporting media komunikasi lewat desain grafis. Mungkin terakhir melakukan presentasi ya saat masih bekerja di salah satu advertising agency di Jakarta.

Ada yang hal yang menarik selama di sana, setiap hari minggu ada saja teman2 BMI yang meminta saya supaya memperbaiki atau mengecek masalah laptop mereka, sampai-sampai dikamar tidur setiap malam berjejer berbagai tipe laptop.Ternyata hampir smua tamu yang diundang Dompet Dhuafa Hong Kong, apalagi yang tinggalnya lama di rumah DD, baik ustadz maupun yang ngisi materi pelatihan tertentu yang dianggap bisa komputer, pasti dimintai tolong oleh mereka. Sebab jasa service komputer sangatlah jarang di Hong Kong, apalagi yang mengelolanya orang Indonesia. Mungkin ini salah satu peluang usaha bagi para BMI HK yang sudah ikut pelatihan komputer yang diadakan Migrant Institute untuk membuka usaha sampingan selama di Hong Kong.

Mengisi materi dasar Video Editing di Victoria Park

Bersama para volunteer...bak Raja dikelilingi para permaisuri heheh

Pengen sekali membekali teman-teman BMI di HK dengan berbagai materi yang sekiranya banyak bermanfaat untuk bekal kemandirian mereka, apapun yang sekiranya saya bisa share baik itu cara membuat layout buku, olah digital, maupun desain grafis, yang ternyata ketika liat kegiatan organisasi setiap minggunya...banyak mengadakan suatu event besar seperti pengajian, tabligh akbar, konser musik religi, seminar, training ini itu...semua itu tak lepas dari salah satu aktivitas dunia DKV (Desain Komunikasi Visual) dengan berbekal otodidak maupun dari sharing kalo ada pelatihan2an..ternyata mereka sudah mampu membuat suatu alat komunikasi dalam mempromosikan acara tersebut seperti brosur, poster, banner, nametag, tiket, dll. Mereka banyak yang sudah tahu dan bahkan akrab dengan software2 untuk grafis...cuma teknik mengoptimalkan software tersebut yang kurang kuat, misalnya dari segi tipografi, headline, editing foto, keterbacaan, ataupun kualitas output/final.

Tapi sayang waktu 1 bulan ternyata tidak cukup maksimal dalam penyampaian materi, hanya sebatas pengenalan seputar editing foto & video saja.

Mejeng bersama Bu Melani & para volunteer DD HK

Bersambung ke Saba Hong Kong 2